farming

Hal-hal yang perlu dilakukan setelah pemanenan Padi organik


Panen dan Pengolahan Hasil Panen dan tindakan pascapanen pada pertanian organik dapat dilakukan secara mekanis atau manual asal tidak melanggar aturan umum pertanian organik. Padi dipanen pada saat panen yang tepat sehingga menghasilkan beras giling tertinggi, kualitas beras baik dan menekan kehilangan hasil menjadi serendah mungkin. Tindakan pascapanen seperti perontokan, penjemuran, pembersihan, pengangkutan, dan penggilingan harus sebesarbesarnya menghasilkan produk yang bernilai ekonomi baik produk utama maupun limbah. Pada produksi padi organik, jerami, beras, sekam, dedak, maupun bekatul dapat dimanfaatkan baik sebagai konsumsi manusia maupun dikembalikan sebagai daur ulang unsur hara.Sertifikasi Padi Organik Berikut langkah-langkah untuk memperoleh sertifikasi yang harus ditempuh.

1. Mengikuti standar ketat untuk produksi dan pengolahan yang ditetapkan oleh badan sertifikasi.

2. Membuat dan menyerahkan rencana tahunan yang menunjukkan bahwa tatalaksana produksi akan memenuhi persyaratan produksi dan pengolahan dari badan sertifikasi.

3. Syarat memperoleh sertifikat “organik” salah satunya adalah bila produk ditanam di lahan yang telah bebas dari zat-zat terlarang (misalnya, pestisida dan pupuk kimia buatan) selama tiga tahun sebelum sertifikasi.

4. Harus dibuat catatan terperinci mengenai metode dan bahan yang digunakan dalam menanaman atau pengolahan produk organik untuk memperlihatkan bahwa standar telah dijaga dan diperiksa.

5. Diperlukan pihak ketiga yang disetujui oleh badan sertifikasi nasional untuk menyertifikasi yang setiap tahun menginspeksi semua metode dan bahan yang diterapkan.

Analisis Keberlanjutan Pertanian Padi Organik Upaya peningkatan produksi padi melalui gerakan revolusi hijau dengan penggunaan benih unggul yang sangat responsif terhadap pupuk kimia telah mengantarkan Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984, namun hingga saat ini ketergantungan petani terhadap pupuk kimia sangat tinggi sehingga penggunaannya sering kali berlebihan. Hal ini terkait dengan respons tanaman terhadap penggunaan pupuk kimia sangat cepat dan didorong oleh adanya kebijakan subsidi pupuk, serta terdapatnya kebiasaan petani melakukan pembakaran jerami setelah panen. Hal-hal tersebut menyebabkan turunnya bahan organik tanah serta kemampuan tanah menyimpan dan melepaskan hara dan air bagi tanaman, sehingga produktivitas lahan menurun. Hasil kajian kadar C organik tanah mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan sawah intensifikasi berkadar C organik rendah (<2%) yang menunjukkan kesuburan tanah semakin menurun Adanya dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia secara intensif tersebut memerlukan upaya untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia yang harganya semakin mahal agar sistem produksi padi dapat berkelanjutan. Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang dapat menciptakan agroekosistem yang optimal dan lestari berkelanjutan secara sosial, ekologi, ekonomi, dan etika (BSN 2010). Pertanian organik didasarkan pada penggunaan input eksternal secara minimal serta tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Kabupaten Cianjur sebagai salah satu sentra produksi padi di Jawa Barat telah mengalami penurunan produktivitas padi dari 58.45 ku ha-1 tahun 2010 menjadi sebesar 56.81 ku ha-1 pada tahun 2011 (Disperta Kab Cianjur 2012). Berdasarkan informasi dari staf Dinas Pertanian, telah terjadi penurunan produktivitas padi pada beberapa kecamatan karena tanah yang sudah jenuh akibat penggunaan pupuk kimia secara intensif. Sejak tahun 2007, di Kabupaten Cianjur telah dilakukan pelatihan budidaya padi metode System of Rice Intensification (SRI) organik oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC), namun hingga saat ini masih sangat sedikit petani yang menerapkan pertanian padi organik yaitu sebanyak 156 orang atau 0.05% dari total petani padi sebanyak 296 549 orang dengan luas lahan sebesar 79.3 ha atau 0.13% dari luasan lahan sawah seluas 63.299 ha (GPO 2012). Pengembangan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur menghadapi kendala menyebabkan pertanian padi organik kurang berkembang dan belum berkelanjutan. Keberlanjutan bukan hanya merupakan konsep jangka panjang, namun juga melibatkan berbagai aspek dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan (Fauzi 2013). Oleh karena itu, penting untuk mengetahui status keberlanjutan dan atribut-atribut yang memengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk mengembangkan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur khususnya, dan di Indonesia pada umumnya. Berdasarkan hasil analisis keberlanjutan menggunakan metode Rap- Organik (Rapid Appraisal)/Multi Dimensional Scaling (MDS) terhadap atribut-atribut yang memengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik diperoleh bahwa status keberlanjutan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur adalah kurang berkelanjutan. Indeks keberlanjutan dimensi ekologi sebesar 37.62, ekonomi sebesar 34.82, sosial sebesar 38.72, infrastruktur dan teknologi sebesar 30.37, serta kelembagaan sebesar 28.35 dari rentang indeks keberlanjutan 0–100. Berdasarkan analisis leverage, atribut yang paling sensitif memengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik pada dimensi ekologi adalah zonasi lahan padi organik Hal ini disebabkan oleh karena lahan dari petani padi organik banyak yang bersebelahan dengan lahan padi konvensional sehingga masih terjadi pencemaran air yang mengandung residu kimia dari pupuk dan pestisida sehingga kurang mendukung keberlanjutan pertanian padi organik. Atribut lain yang berpengaruh penting adalah kualitas lahan dan pembakaran jerami. Hal tersebut disebabkan oleh kualitas lahan yang telah mengalami penurunan akibat penggunaan pupuk kimia secara intensif dan adanya kebiasaan petani yang melakukan pembakaran jerami, sehingga bahan organik di dalam tanah semakin berkurang yang kemudian menyebabkan kurangnya dukungan keberlanjutan pertanian padi organik.

About Unknown

farmingCenter merupakan situs yang menyediakan info mengenai peternakan dan pertanian organik.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.