agriculture

pemeriksaan klinis hewan sapi dilingkungan metode PE(phisycal examination)


Pemeriksaan klinis atau fisik secara umum yang dilakukan pada salah satu sapi perah yang ada dilingkungan peternakan berada dalam kondisi sehat. Suhu sapi perah adalah 37,7˚C yang sesuai dengan suhu normal berkisar antara 37-39˚C. Frekuensi nafas yang dimiliki sapi 0004 adalah 30 kali/menit, sedangkan frekuensi nafas normal berkisar anatara 10-30 kali. Frekuensi nadi didapatkan 80 kali/menit yang sesuai dengan frekuensi nadi normal sapi yang berkisar antara 55-80 kali/menit. Keadaan fisik yang lainnya pun menunjukkan keadaan normal, hanya berat badan sapi 0004 masih sangat kurang dan tergolong BCS 2.
 Komponen penting dalam sistem muskuloskeletal meliputi otot dan perlekatannya, tulang dan sendi.Fungsi utama sistem ini adalah mendukung tubuh dalam berbagai cara untuk menampilkan gerakan dan postur yang normal.Selain dari pada itu struktur tulang tertentu juga terlibat dalam beberapa fungsi tertentu, seperti respirasi, mastikasi, urinasi dan defekasi.

 Otot-otot bagian superfisial diperiksa dengan metode inspeksi dan palpasi. Fungsi dan tonus otot dapat dievaluasi dengan metode tersebut. Untuk keperluan pemeriksaan otot sebaiknya juga dilakukan observasi pada saat hewan menjalani latihan. Suatu perubahan ukuran lokal pada otot secara mudah dapat ditemukan bilamana dapat dilakukan pembandingan suatu atau sekelompok otot pada satu sisi dengan sisi tubuh yang lain. Penurunan ukuran suatu otot (atrophy) dapat terjadi akibat penggunaan otot yang terbatas,seperti pada kasus kelumpuhan syaraf radial yang persisten, rasa sakit berlebihan pada tulang dan sendi yang menimbulkan keterbatasan gerakan, dan pada kasus ankylosis.Peningkatan tonus otot mungkin bersifat kontinyu (spasmus tonik) sebagaimana pada kasus tetanus atau bersifat intermittent (spasmus klonik) seperti pada kasus keracunan strychnine.

Peningkatan tonus ini dapat pula berkembang menjadi sangat berat dan bersifat menyeluruh sehingga hewan yang menderita akan mengalami ambruk rebah lateral dan opisthotonus (ekor dan kepala yang mengarah keatas, punggung mengalami depresi dan kaki mengalami ekstensi).Bilamana spasmus otot meningkat hebat, dapat ditemukan adanya otot yang kaku dan keras pada saat palpasi dan otot-otot superfisial akan dapat dilihat dengan jelas secara individual. Spasmus otot juga dapat menimbulkan adanya eksitasi dan peningkatan respirasi. Tremor, suatu kontraksi otot volunter yang berulang-ulang, mudah diamati dan dapat diketahui secara palpasi.Gangguan dapat terjadi akibat adanya dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit tubuh dan gangguan fungsi syaraf.Pada saat pengamatan hewan sapi perah di kandang,sapi tidak menunjukan tanda-tanda gangguan pada ototnya.

Pemeriksaan klinis selanjutnya adalah pemeriksaan terhadap tulang.pemeriksaanya dapat dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi pada bagian tubuh tempat tulang muncul ke superfisial tubuh dan tidak tertutup oleh massa otot.Beberapa penyakit tulang dapat menyebabkan hewan memiliki postur tubuh dan cara berjalan yang khas dan perubahan-perubahan pada tulang yang dapat ditemukan pada saat palpasi seperti abnormalitas konsistensi, bentuk dan sensitifitas.Dengan inspeksi dan palpasi dapat pula diambil suatu kesimpulan tentang penyakit tulang yang terjadi apakah bersifat lokal pada suatu tulang atau bersifat umum/menyeluruh.Selain dari pada itu, pemeriksaan radiologik terhadap tulang dapat pula memberikan informasi yang sangat bernilai karena pemeriksaan ini dapat mengungkap struktur tulang yang diperiksa.

    Baca juga pengujian urine laboratorium di klinik hewan stella

Beberapa perubahan patologik/penyakit tulang yang sering ditemukan pada hewan antara lain berupa defek perkembangan tulang, degenerasi tulang yang berkaitan dengan faktor nutrisi, agen toksik dan keturunan, penyakit keradangan dan penyakit proliferatif.Pada saat pengamatan hewan sapi perah di kandang,sapi tidak menunjukan tanda-tanda gangguan pada tulangnya.

Pemeriksaan klinis selanjutnya adalah pemeriksaan pada sendi.pemeriksaan terhadap sendi dilakukan dengan cara yang sama sebagaimana yang digunaan untuk pemeriksaan tulang.Inspeksi dan palpasi sendi tulang-tulang apendikular dapat pula ditambah dengan observasi rentang fleksi dan ekstensi sendi-sendi yang bersangkutan selama latihan atau dapat pula dilakukan dengan cara-cara manual.Dengan inspeksi yang dilakukan pada scat hewan istirahat dan latihan dan palpasi dapat dimungkinkan untuk menemukan abnormalitas contour, bentuk dan fungsi sendi.Sebagaimana pada pemeriksaan tulang,pemeriksaan radiologik terhadap sendi memiliki makna yang cukup besar.Apabila diketahui adanya timbunan cairan di dalam rongga sendi, maka dapat dilakukan pengambilan cairan sendi untuk keperluan pemeriksaan kimiawisitologik/mikroskopik dan mikrobiologik.sehingga hewan bisa dapat diobati secepatnya.Pada saat pengamatan hewan sapi perah di kandang,sapi tidak menunjukan tanda-tanda gangguan pada sendinya.

    Baca juga Arsiteksture landscape Pemukiman yang ideal dan baik

Pemeriksaan selanjutnya adalah bagian kuku sapi.Dengan cara inspeksi dan palpasi dapat dilakukan pemeriksaan terhadap kuku, kulit daerah interdigiti dan metakarpal pada kaki depan atau metatarsal pada kaki belakang. Pada saat palpasi metakarpal/metatarsal perlu diperhatikan adanya kesakitan, krepitasi dan abnormalitas pada persendiaannya.Disamping dengan inspeksi, pemeriksaan kuku pada hewan besar (kuda dan sapi) dapat Pula dilakukan dengan palpasi dan menjepit kuku yang bersangkutan dengan tang (visiter tang).Pemeriksaan radiologik mempunyai arti yang cukup penting untuk meneguhkan adanya beberapa perubahan patologik pada bagian tubuh ini.Perlu juga diperhatikan,kaki sapi diperiksa secara mendetail,karena kaki pada sapi sering terluka/berdarah.Apabila kaki sapi terluka/berdarah sebaiknya segera diobati untuk menghindari penyakit tetanus yang disebabkan oleh Clostridium tetany. Pada saat pengamatan hewan sapi perah di kandang,sapi tidak menunjukan tanda-tanda gangguan pada kakinya.

          

Daftar pustaka

Boddie, G. (1956). Diagnostic Methods in Veterinary Medicine. London: Oliver and Boyd.

McCurnin, D.M and Bassert,J,M. (2005). Clinical Textbook for Veterinary Technicians 6th Edition. London: Elsevier Health Sciences.

Murtidjo, B A. 2012. Sapi Potong. Yogyakarta(ID): Kanisius.

Braun U. 2009. Traumatic pericarditis in cattle: Clinical, radiographic and ultrasonographic findings. The Veterinary Journal. 182 : 176–186.

Ghanem MM.2010. A comparitive study on traumatic reticuloperitonitis and
traumatic pericarditis in Egyptian cattle. Turk. J. Vet. Anim. Sci. 34(2): 143-153.

About Unknown

farmingCenter merupakan situs yang menyediakan info mengenai peternakan dan pertanian organik.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.